Adapun caracara mengatasi Groupthink menurut janis adalah :
· pemimpin kelompok menangguhkan penilaian.
Tidak langsung mengambil keputusan kelompok sebagai jalan akhir pembuat keputusan tindakan.
· mendorong munculnya berbagai kritik atas program atau keputusan yang diusulkan. Dengan melihat fakta-fakta yang ada.
· mengundang ahli-ahli dari kelompok luar
Mempertimbangkannya dan mendiskusikannya dengan hasil yang telah diambil didalam kelompoknya.
· menugaskan satu atau dua orang anggota untuk menjadi devil’s advocate guna menentang pendapat mayoritas (sekalipun mereka sebenarnya setuju dengan pendapat itu), sehingga dapat meminimalisasi terjadinya Gropthink.
· kelompok harus membuat keputusan-keputusan secara bertahap, tidak sekaligus. Menghindari cepatnya lajur groupthink yang akan berkembang.
Rianda W Soulisa "buat psikologi kelompok :) "
Minggu, 14 November 2010
GROUPTHINK
tahukah kalian apa yang dimaksut dengan Groupthink adalah suatu pola piker yang cenderung mementingkan kohesivitas kelompok dan solidaritas daripada mempertimbangkan fakta-fakta secara realistis. Menurut Irvings Janis (1972) Groupthink adalah istilah untuk keadaan ketika sebuah kelompok membuat keputusan yang tidak masuk akal untuk menolak anggapan/ opini publik yang sudah nyata buktinya, dan memiliki nilai moral.
Jadi Droupthink itu nyata-nyata membela apa yang menjadi kepentingan dan anggapan kelompoknya ketimbang memilih dari fakta-fakta realitas yang ada.
Kunci pengambilan keputusan yang efektif adalah dengan cara membuat alternative dengan tidak membuat keputusan yang gegabah.
Sumber :
· Handout Psi.Kelompok Klara Innata Arishanti, S.Psi
Jadi Droupthink itu nyata-nyata membela apa yang menjadi kepentingan dan anggapan kelompoknya ketimbang memilih dari fakta-fakta realitas yang ada.
Kunci pengambilan keputusan yang efektif adalah dengan cara membuat alternative dengan tidak membuat keputusan yang gegabah.
Sumber :
· Handout Psi.Kelompok Klara Innata Arishanti, S.Psi
DEINDIVIDUASI
tahukah kamu arti Deindividuasi????
deindividuasi merupakan Melonggarnya hambatan Normal terhadap perilaku jika orang-orang tidak dapat diidentifikasikan.
Adapun Hal-hal yang sangat mungkin diakibatkan dari Deindividuasi:
· Deindividuasi dapat mengakibatkan perilaku yang impulsive dan menyimpang
· perilaku agresifnyapun tidak terkendali yang sangat mungkin menyebabkan adanya anarkis atau mampu menyakiti orang lain walaupun tidak selalu terjadi hal seperti itu.
· Rasa tanggung jawab yang berkurang.
· Perilaku yang terus menerus dipengaruhi oleh nilai-nilai / value.
· Konformitas atau perubahan perilaku akibat pengaruh dari orang lain juga semakin tinggi
· Kepatuhan terhadap norma kelompok menjadi sangat kuat dan mengabaikan norma yang ada.
deindividuasi merupakan Melonggarnya hambatan Normal terhadap perilaku jika orang-orang tidak dapat diidentifikasikan.
Adapun Hal-hal yang sangat mungkin diakibatkan dari Deindividuasi:
· Deindividuasi dapat mengakibatkan perilaku yang impulsive dan menyimpang
· perilaku agresifnyapun tidak terkendali yang sangat mungkin menyebabkan adanya anarkis atau mampu menyakiti orang lain walaupun tidak selalu terjadi hal seperti itu.
· Rasa tanggung jawab yang berkurang.
· Perilaku yang terus menerus dipengaruhi oleh nilai-nilai / value.
· Konformitas atau perubahan perilaku akibat pengaruh dari orang lain juga semakin tinggi
· Kepatuhan terhadap norma kelompok menjadi sangat kuat dan mengabaikan norma yang ada.
Minggu, 07 November 2010
TAHAP STORMING PADA PROSES DASAR DALAM KELOMPOK
TAHAP STORMING : KONFLIK DALAM KELOMPOK
Munculnya disagreement, pertengkaran dan friksi diantara anggota kelompok
yang melibatkan kata-kata, emosi dan tindakan.
13
Tahap-tahap perkembangan konflik:
1. Disagreement
perlu segera diindentifikasi disagreementnya:
• apakah benar-benar ada atau sekedar kesalahpahaman
• apakah perlu segera ditangani atau terselesaikan sendiri
• jika benar-benar ada dan menyangkut beberapa faktor situasional
minor
2. Confrontation
dua orang atau lebih saling bertentangan → verbal attack.
diakhir tahap ini, tingkat koalisi (sub kelompok dalam kelompok)
dimana anggota kelompok menjadi terpolarisasi (membentuk blok-blok).
3. Escalation
pada tahap ini, anggota kelompok menjadi semakin kasar, suka
memaksa, mengancam, sampai pada kekerasan fisik → timbul mosi tidak
percaya (distrust), frustasi dan negatif reciprocity.
4. Deescalation
berkurang atau menurunnya konflik
anggota mulai sadar waktu dan energi yang terbuang sia-sia dengan
berdebat
Mekanisme pengolahan konflik:
a. Negosiasi : secara interpersonal sengan asumsi bahwa tiap orang akan
mendapatkan keuntungan dengan adanya situasi
- distributive issues : negosiasi berhasil, satu pihak puas, pihak yang lain
mengikuti karena pihak yang lain itu memiliki power
- integrative issues : negosiasi berhasil, kedua pihak merasa puas (win
win solution)
b. Membangun kepercayaan : dengan mengkomunikasikan keinginan
individu secara hati-hati dan harus konsisten antara apa yang diomongkan
dengan perilaku aktualnya
5. Conflict Resolution
tiap konflik sampai pada tahap ini, meskipun tidak semua pihak puas
akan hasilnya
Munculnya disagreement, pertengkaran dan friksi diantara anggota kelompok
yang melibatkan kata-kata, emosi dan tindakan.
13
Tahap-tahap perkembangan konflik:
1. Disagreement
perlu segera diindentifikasi disagreementnya:
• apakah benar-benar ada atau sekedar kesalahpahaman
• apakah perlu segera ditangani atau terselesaikan sendiri
• jika benar-benar ada dan menyangkut beberapa faktor situasional
minor
2. Confrontation
dua orang atau lebih saling bertentangan → verbal attack.
diakhir tahap ini, tingkat koalisi (sub kelompok dalam kelompok)
dimana anggota kelompok menjadi terpolarisasi (membentuk blok-blok).
3. Escalation
pada tahap ini, anggota kelompok menjadi semakin kasar, suka
memaksa, mengancam, sampai pada kekerasan fisik → timbul mosi tidak
percaya (distrust), frustasi dan negatif reciprocity.
4. Deescalation
berkurang atau menurunnya konflik
anggota mulai sadar waktu dan energi yang terbuang sia-sia dengan
berdebat
Mekanisme pengolahan konflik:
a. Negosiasi : secara interpersonal sengan asumsi bahwa tiap orang akan
mendapatkan keuntungan dengan adanya situasi
- distributive issues : negosiasi berhasil, satu pihak puas, pihak yang lain
mengikuti karena pihak yang lain itu memiliki power
- integrative issues : negosiasi berhasil, kedua pihak merasa puas (win
win solution)
b. Membangun kepercayaan : dengan mengkomunikasikan keinginan
individu secara hati-hati dan harus konsisten antara apa yang diomongkan
dengan perilaku aktualnya
5. Conflict Resolution
tiap konflik sampai pada tahap ini, meskipun tidak semua pihak puas
akan hasilnya
TAHAP NORMING PADA PROSES DASAR DALAM KELOMPOK
Tahap ini biasa disebut tahap awal integrasi. Pada tahap ini kelompok mulai kelompok mulai dikenal sebagai komponen yang disinkronkan (Stone, 2006). Pada tahap ini anggota kelompok kemungkinan besar akan berupaya ubtuk menjaga keseimbangan kelompok yang mulai terbentuk, perilaku individu diatur oleh kelompok. Ada rasa kedekatan dalam kelompok yang disebabkan oleh interogasi awal anggota kelompok. Rasa kedekatan membuat anggota kelompok ingin melindungi kelompok dari disintegrasi, hgal ini dapat menyebabkan masalah perlindungan kelompok menjadi lebih penting daripada tugas masing-masing individu (Wood, 2004). Tahap ini dapat diartikan sebagai tahap kematangan.
Pada tahap norming terjadi peningkatan kohesi dan kolaborasi lebih. Rasa percaya mulai muncul dan perbedaan dihargai.Masalah-masalah menjadi cara untuk memperkuat hubungan, komunikasi terbuka dan memeberikan umpan balik yang positif dan konstruktif. Fokus pada tahap ini adalah kerjasama.
Karakteristik tahap norma:
- Peningkatan kohesi.
- Lebih kolaborasi.
- Emerging kepercayaan.
- Apresiasi perbedaan.
- Masalah hubungan penguatan dan komunikasi terbuka
Sumber:
Office of Human Resources
http://kelg85socialpsychblog.blogspot.com/2007
Pada tahap norming terjadi peningkatan kohesi dan kolaborasi lebih. Rasa percaya mulai muncul dan perbedaan dihargai.Masalah-masalah menjadi cara untuk memperkuat hubungan, komunikasi terbuka dan memeberikan umpan balik yang positif dan konstruktif. Fokus pada tahap ini adalah kerjasama.
Karakteristik tahap norma:
- Peningkatan kohesi.
- Lebih kolaborasi.
- Emerging kepercayaan.
- Apresiasi perbedaan.
- Masalah hubungan penguatan dan komunikasi terbuka
Sumber:
Office of Human Resources
http://kelg85socialpsychblog.blogspot.com/2007
TAHAP PERFORMING PADA PROSES DASAR DALAM KELOMPOK
Pada proses dasar dalam kelompok Banyak kelompok yang tidak mencapai tahap performing. Pada tahap ini, anggota kelompok dengan penuh semangat dan terfokus pada pemecahan masalah secara kreatif. Karakteristik trermasuk harmoni, produktivitas, pengembangan pemecahan masalah dan penuh efektif potensi kelompok dan individu-individu dalam kelompok.
Tahap performing bisa tercapai jika struktur telah berfungsi dan diterima secara penuh. Anggota tim berorientasi pada tugas, sekaligus pada manusia. Anggota semakin pandai dalam bekerjasama dan memiliki interpedensi untuk mencapai tujuan kelompok.
Pada tahap performing, hubungan yang dibangun memungkinkan para anggota saling membangun loyalitas. Kelompok akan sanggup melaksanakan tugas yang lebih kompleks dan mengatasi perubahan yang lebih pesat.
Sumber:
www.dunamis.co.id
Office of Human Resource
groups.yahoo.com
Tahap performing bisa tercapai jika struktur telah berfungsi dan diterima secara penuh. Anggota tim berorientasi pada tugas, sekaligus pada manusia. Anggota semakin pandai dalam bekerjasama dan memiliki interpedensi untuk mencapai tujuan kelompok.
Pada tahap performing, hubungan yang dibangun memungkinkan para anggota saling membangun loyalitas. Kelompok akan sanggup melaksanakan tugas yang lebih kompleks dan mengatasi perubahan yang lebih pesat.
Sumber:
www.dunamis.co.id
Office of Human Resource
groups.yahoo.com
Minggu, 31 Oktober 2010
Jenis-jenis konflik
beriku ini juga saya sajikan jenis-jenis konflik Menurut Dahrendorf, konflik dibedakan menjadi 4 macam, yaitu :
* konflik antara atau dalam peran sosial (intrapribadi), misalnya antara peranan- peranan dalam keluarga atau profesi (konflik peran (role))
* konflik antara kelompok-kelompok sosial (antar keluarga, antar gank).
* konflik kelompok terorganisir dan tidak terorganisir (polisi melawan massa).
* konflik antar satuan nasional (kampanye, perang saudara)
* konflik antar atau tidak antar agama
* konflik antara atau dalam peran sosial (intrapribadi), misalnya antara peranan- peranan dalam keluarga atau profesi (konflik peran (role))
* konflik antara kelompok-kelompok sosial (antar keluarga, antar gank).
* konflik kelompok terorganisir dan tidak terorganisir (polisi melawan massa).
* konflik antar satuan nasional (kampanye, perang saudara)
* konflik antar atau tidak antar agama
Langganan:
Postingan (Atom)